Selasa, 26 Desember 2017

HMI Millenial Calon Cendikiawan Muslim Masa Depan

[WARTA SOTOI]
SOTOI V/SENIN, 25-12-2017
________________________

    [SOTOI] yang merupakan agenda rutin tiap pekan HMI Komisariat STEI Tazkia kembali dilaksanakan di rumah kos 'green house' Lt. II yang dimulai pada jam 19:30 WIB.
    Seperti biasa, agenda dimulai dengan pembacaan Al-qur'an secara bergilir (tadarus) oleh peserta diskusi dan dilanjutkan dengan penegasan °misi HMI° oleh para kader yang dipimpin oleh kanda Abdul Hamid Al-Mansury atau biasa disapa cak mid.
    Diawal diskusi, Kanda Hamid selaku pemateri menyampaikan poin-poin penting dari buku [Tugas cendikiawan muslim] sebagai wacana general bagi peserta diskusi dan sedikit menarik wacana nilai-nilai pergerakan yang di gagas oleh •Dr. Ali syari'ati• pada realitas palestina kini.
     Setelah pemaparan materi selesai, Kanda Dhany Hunta sebagai moderator membuka sesi tanya-jawab dengan format diskusi bagi peserta agar alur diskusi lebih luas.
     Pada sesi tanya-jawab, semua peserta semakin antusias untuk melontarkan pertanyaan. Ananda Janitra, beliau menyampaikan pertanyaan kepada pemateri tentang ✓status dari negara Palestina yang permasalahannya sangat kompleks.
     Pemateri menjawab : "selain dari faktor agama, wilayah Palestina itu memang ada faktor lain seperti deal politik, histori, dan sumberdaya alam yang ingin di kuasai semisal minyak dan sebagainya.
     Kemudian, bagaimana kalau solusi dari konflik palestina ini dengan dijadikannya Al Quds (Yerussalem) sebagai 'wilayah kota suci' dan peradaban. Timpal Ananda Janitra.
     Hal ini untuk menghentikan konflik yang mungkin berkelanjutan dalam perebutan wilayah Palestina dimana konflik tersebut berdasar pada klaim masing-masing pihak.
     Untuk menanggapi 'solusi konflik Palestina' yang di tawarkan tadi, Bang Kiagus mengingatkan bahwa: solusi tersebut terdapat resiko yang mungkin akan berdampak pada negara yang sejenis seperti Libanon, kuwait dan bahkan kota suci Arab Saudi yang kemungkinan akan diambil alih juga oleh Amerika sebagaimana palestina sekarang.
     Catatan dari Bang Kiagus dianalisa berdasarkan pada adanya hak veto yang masih harus dikritisi dan fungsi dari PBB sendiri belum maksimal sebagai mediator politik Internasional.
     Closing statement, pemateri menegaskan bahwa: [Tugas dari mahasiswa khususnya kader HMI] adalah 'melihat gap antara realitas dan idealitas kemudian menjelaskan pada masyarakat serta menggerakkan pada keadaan yang lebih baik di segala aspek kehidupan baik itu di bidang politik, ekonomi dan sebagainya.
      Sebelum do'a penutup, Bang Luthfiyanto sebagai MC mengajak teman-teman untuk memperluas lagi kajian kemarin malam dan bahwa hasil diskusi hanya pemantik untuk menggapai hal-hal baru.
      Di akhir acara, ketum Afifi mengajak semua peserta diskusi untuk berdoa bersama sebagai penutup dan mendoakan teman-teman yang sedang sakit agar cepat pulih kembali, teman-teman yg sehat agar bisa lebih mensyukuri nikmat sehatnya dan temen-temen yg berhalangan ikut kajian dapat dimudahkan langkahnya untuk bergabung di kajian SOTOI selanjutnya.