Wuhai Kekasih
Allah
Meski jiwa raga
ini tak pantas menguraikan rasa kerinduan yang begitu mendalam
Salahkah bila aku
mengurainya dengan goresan kata sederhana ini:
Rinduku padamu
seperti kerinduan matahari pada siang yang tak lelah pudar,
Seperti kesetiaan bintang yang
menemani malam
Seperti kesetiaan mendung kepada
hujan.
Duhai Kekasih
Allah
Aku sadar diri
ini, krikil kecil di padang sahara yang tak berkilau cahaya di kelopak
tajammu
Tetapi
salahkah, jika aku merindukan senyum hangatmu yang tersungging indah penuh keikhlasan cinta dan belaian kasihmu yang begitu membara.
Duhai Kekasih
Allah
Kerinduanku ini
tidak bisa kupahat dengan goresan tinta yang sederhana ini
Rindu akan syafa’atmu yang agung yang kau ulurkan kepadaku yang
berlumuran dosa yang tak pernah berkurang.
Siapa lagi yang dapat mengulurkan tangan, selain dirimu.
Duhai Kekasih
Allah
Terimalah
kerinduanku ini dengan senandung bait puisi
yang tak bisa ku rangkai indah dan mempesona
Aku tak bisa
bersajak dengan indah dan mempesona
Aku hanya ingin
kerinduanu ini kau dengar
Sudilah kau
menerimaku sebagai kekasihmu
@er_adny
(Rohmatullah Adny Asymuni)