Fenomena Dipersimpangan lampu merah selalu menjadi hal
yang menarik jika saya perhatikan. Beberapa anak kecil dengan pakaian lusuhnya
meminta –minta melas kesetiap pengendara
yang berhenti ketika lampu berwarna
merah .
Wajarnya mereka masih dalam dunia anak-anak, dunia bermain dan belajar bukan dunia bekerja yang harus menjatuhkan martabat mereka dengan meminta-minta. Tak jarang juga kita melihat beberapa orang yang lebih dewasa yang menurut saya jika dilihat dari segi fisik dan umur masih sanggup dan mampu untuk berkerja. Tapi nyatanya mereka tak kalah saing dengan anak-anak kecil tadi. Dengan pakaian lusuhnya sambil menggendong anak kecil, mereka berkeliling sambil menadahkan tangan mereka di setiap kendaraan yang berhenti. Dan tak lupa juga kita melihat beberapa penjual asongan yang menjual beberapa minuman atau jajanan yang kunjung tak kita hiraukan keberadaannya. yah, inilah potret kehidupan yang sering disajikan dimata kita ketika kita berhenti dipersimpangan lampu merah.
Wajarnya mereka masih dalam dunia anak-anak, dunia bermain dan belajar bukan dunia bekerja yang harus menjatuhkan martabat mereka dengan meminta-minta. Tak jarang juga kita melihat beberapa orang yang lebih dewasa yang menurut saya jika dilihat dari segi fisik dan umur masih sanggup dan mampu untuk berkerja. Tapi nyatanya mereka tak kalah saing dengan anak-anak kecil tadi. Dengan pakaian lusuhnya sambil menggendong anak kecil, mereka berkeliling sambil menadahkan tangan mereka di setiap kendaraan yang berhenti. Dan tak lupa juga kita melihat beberapa penjual asongan yang menjual beberapa minuman atau jajanan yang kunjung tak kita hiraukan keberadaannya. yah, inilah potret kehidupan yang sering disajikan dimata kita ketika kita berhenti dipersimpangan lampu merah.
Dibalik ini semua, ada fenemona yang menjanggal dari keadaan kedua nasib antara pengemis dan penjual asongan. Disatu sisi orang-orang lebih rela memberikan beberapa lembar ribuan untuk pengemis yang pada dasarnya mereka hanya meminta-minta tanpa ada usaha untuk berkerja daripada penjual asongan yang berjualan minuman atau makanan, yang telah berusaha untuk mencari nafkahnya dengan cara berjualan. Tapi di sisi lain, rasa kasihan terhadap pengemis lebih besar dari pada penjual asongan yang pada hakikatnya penjual asongan lebih mulia dari pada pengemis. Agama Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja daripada meminta-minta sesuai hadist Rasulullah SAW yang berbunyi:
Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang
hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah” (Hadits Riwayat Ahmad
& Ibnu Asakir )
“Rasulullah saw pernah ditanya, Pekerjaan apakah yang paling baik?
Beliau menjawab, Pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya
sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik,” (HR Ahmad dan
Baihaqi).
Dalam hadist- hadist
diatas kita bisa menarik benang merah, bahwasanya bekerja merupakan pekerjaan yang sangat mulia
menurut pandangan islam. Rasulullah mengajari pelajaran menarik dari hadist
tesebut bahwasanya bekerja dalam islam bukan hanya untuk memenuhi isi perut
saja tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang
seharusnya dijunjung tinggi. oleh karena itu islam sangat memberikan apresiasi
kepada umatnya yang mencari nafkah dengan berkerja.
Kerja mempunyai ikatan
dengan martabat, bagi manusia yang berkerja dengan sunguh-sunguh maka akan
bertambah harkat martabatnya dan kemuliannya baik dari sisi pandangan manusia
maupuh pandangan Allah. Sebaliknya,manusia yang tidak berkerja alias menganngur
maka akan jatuh martabat dan kemuliannya.
Oleh karena itu
hendaknya kita juga merelakan beberapa
lembar untuk para pedagang asongan.
Mencari alasan untuk membeli barang dagangan mereka sebagai bentuk wujud
penghargaan mereka karena mau berusaha
untuk berkerja. Membeli tidak selamanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
kadang membeli juga bisa digunakan sebagai bentuk pertolongan, bantuan terhadap
orang lain. Sekalian mengajarkan mereka (pengemis) bahwasanya Allah SAW sudah
mengatur rezeki para hambanya jika
hambanya mau berusaha degan cara bekerja.
Dan perlu digaris
bawahi maksud dari bekerja disini adalah bekerja sesuai pandangan syariat,
yaitu pekerjaan yang halal bukan pekerjaan yang dapat merugikan orang lain.
Maka dari itu kita harus pintar-pintar dalam memilih pekerjaan, jangan sampai
kita tejebak dengan besarnya upah yan kita dapatkan sedangkan pekerjaan
tersebut pekerjaan halal. Tetapi hal yang kita utamakan adalah halal atau
tidak. Karena yang kita cari adalah keberkahan dari hail bekerja tersebut. uwsiykumg
wa iyyayaannn.
Ditulis Oleh Toufiq Nugroho
Wasekum Pembinaan Anggota Komisariat Tazkia
HMI Cabang Bogor