Selasa, 07 Juli 2015

HMI Sebagai Keluarga


Banyak pelajaran yang kita mulai dari rumah. Rumah tempat kita berbagi kegelisahan sekaligus kebahagiaan. Banyak kesan dan pesan yang kita peroleh jika mengingat sebuah entitas yang kita sebut dengan rumah. Menghadirkan bayangan tentang rumah, selalu saja menimbulkan antusiasme yang tinggi. Bayangan mengenai bagaimana kita mendapatkan pendidikan bahasa, moral etika, dan banyak hal lainnya. Rumah adalah tempat nyaman bagi keluarga. Rumah juga merupakan tempat bercengkrama yang asik bagi kita semua. Singkatnya, kita semua mempunyai gambaran menarik tentang rumah.

Saya membayangkan kedepannya, jika HMI adalah rumah bagi kita semua yang berhimpun di dalamnya. Sebuah organisasi yang menjadi tempat bernaung kita semua dalam menjalani kehidupan dalam pribadi mahasiswa. Tentu jika pemahaman ini sudah mengakar dalam benak kita, indah rasanya. Berbagi kegelisahan dan kebahagiaan. Tentu kita sepakat bahwa kita butuh tempat berbagi. Demikian juga Kader Hmi yang mayoritas anak rantauan. Dan HMI merupakan wadah yang pas sebagai pengganti keluarga nun jauh disana.

Jika sudah terpatri sebagai keluarga, Apapun permasalahan yang dihadapi, ditampung semua di HMI. Dicari solusinya bersama-sama. Satu menderia, maka menderita semuanya, pun sebaliknya. Tidak melulu berbicara kemahasiswaan, tapi lebih dari itu. semua tema pembicaraan bisa. Jika sudah demikian. Tak ada kesulitan dalam ber-HMI. Dalam kurun waktu yang cepat, HMI akan kembali ke permukaan sebagai gerakan mahasiswa yang solid. Segala hal menjadi mungkin, termasuk membumikan insan cita yang diimpikan HMI. Dari keluarga himpunan ini, semuanya dibangun. Karena jika sudah menjadi anggota keluarga, secara tidak langsung kader juga akan terpanggil terhadap seluruh bangun aktivitas mengenai HMI. Menghidupkan kembali budaya-budaya perkaderan, yang sudah jamak kita ketahui bersama saat ini, perkaderan kita memang sedang mengalami penurunan.

Dari sebuah keluarga yang solid akan terbangun budaya-budaya yang baik. Tak ada istilah kebuntuan dalam ber-HMI. Karena semuanya sudah paham dan terpanggil untuk mengenal keluarganya lebih dalam. Jika sudah menjadi keluarga, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kapasitas dan jati diri keluarga. Akan ada gerakan-gerakan masif menuju cita-cita keluarga himpunan ini, yakni terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam demi mewujudkan masyarakat madani. Budaya intelektual sebagai ciri khas dari insan akademis dan semangat sepiritual sebagai bentuk pengejawantahan dari pribadi seorang muslim.

Membangun dengan konteks kekinian dan disini, menyatu dengan zaman namun tanpa melupakan masa lalu. Apa-apa budaya kebaikan yang sudah ada pada masa lalu diteruskan seperti sekolah menulis dan arisan baca serta menciptakan budaya-budaya baru yang belum pernah ada, seperti sosialisasi perkaderan dan digitalisasi perkaderan, berhijrah dengan menggunakan kekuatan media dalam menunjang perkaderan. Mempunyai corak intelektual yang berpijak pada waktu dan tempat dimana kita berada serta berdiri dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Wallahu ‘alam Bisshowab.

oleh ; Joni Iskandar 
Kader HMI Cabang Bogor Komisariat STEI Tazkia
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar