Selasa, 10 November 2015

GURU: PAHLAWAN TANPA JASA


Mungkin dari kita ada yang lupa ataukah sudah tidak menghiraukan lagi kontribusi pemikiran, gagasan ilmu hingga kita menjadi mahasiswa adalah interpretasi dari ilmu guru-guru kita yang dulu-dulu. 

Bisa saja mungkin kita lupa, bahwa diri ini adalah rangkaian do'a guru-guru kita yang telah lama menanamkan benih-benih intelektual yang masih segar dan masih polos. Guru-guru kitalah yang mengolah kita menjadi seperti yang sekarang kita rasakan. Lupakah kita?. Saya sendiri tidak tahu. Andalah yang mampu menjawabnya sendiri.

Kita tidak akan mampu membaca, diskusi dan menulis tanpa adanya secercah sinar ilmu yang dituangkan guru-guru kita di gelas-gelas hati dan nurani kita. Guru-guru kita yang telah membangun pondasi kecil ilmu kerelung-relung jiwa yang polos bak gelas yang diisi air: menjadi kopi, teh, susu dan cokelat tergantung kitanya, mau mengolah seperti apa. Maka sepantasnyalah para guru bergelar pahlawan bagi anak didiknya. Pahlawan yang mengentaskan anak didiknya dari jurang kemiskinan ilmu dan adab.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Mas Dwy Sadoellah: hidup kita jasa orang lain. Kita hidup di bumi pertiwi ini berkat jasa orang lain. Kita bisa dapati nasi, beras, ketela, singkong bahkan kita dapat membeli makanan apapun tak lepas dari kiprah juang petani yang setia merawat dan memelihara pertaniannya dengan apik. Kita bisa memakai pakaian, juga tidak lepas dari peran semua pihak, mulai dari benangnya, pelakunya, hingga mesinnya tidak luput dari jerih payah semua pihak. Begitulah roda kehidupan: setiap komponen ada koneksi yang menyatukan sehingga tersusunlah roda kehidupan.

Guru adalah pahlawan bagi anak bangsa. Maka tidak heran jika Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam menempatkan guru sebagai manusia yang paling baik. Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits seperti yang ditulis oleh Imam Nawawi dalam kitab Riyadush Shalihin 280 yang artinya: Sesungguhnya Allah, Malaikat, Penduduk langit dan bumi hingga semut yang ada di sarangnya dan ikan yang ada di laut niscaya akan selalu bersholawat (mendo'akan kebaikan) kepada para guru-guru (pengajar manusia). Hadits Hasan. Bukan berlebihan jikalau guru: guru kampung yang mengajarkan alif ba' ta' tsa', guru SD, guru madrasah, dosen, ustadz, dan kiai diberi gelar pahlawan. Sebab dari merekalah tunas-tunas bangsa menjadi cerdas, menjadi bangsa yang punya integritas, disiplin dan tanggung jawab nyata. 

Di hari pahlawan 10 November 2015 ini selayaknya kita patut bersyukur diberi oleh Allah pahlawan-pahlawan tanpa jasa, pahlawan yang setia dan ikhlas mendidik dan memberi ilmu. Mereka pahalwan sejati yang mau mengorbankan diri membela dan menjadi penyambung lidah Nabi Muhammad, membimbing umat ke jalan yang diridhoi Allah.

Marilah sejenak kita do'akan guru pahlawan kita. Bagi guru yang telah mendahului kita, semoga Allah mengampuni segala dosanya, menerangi alam kuburnya dan diberi nikmat kubur atas cahaya ilmu yang ditanamkan kepada tunas-tunas bangsa, kita. Dan yang masih hidup semoga Allah memanjangkan umurnya dalam kebaikan, diberi kesehatan dan semoga kita diakui sebagai anak didiknya yang kelak bersama dengan Rasulullah SAW di surganya nanti.....  Aamiin.


Ditulis oleh: Rohmatullah Adny Asymuni
Sekum HMI Komisariat Tazkia 2015-2016
dalam memperingati hari Pahlawan Nasional 10 November 2015

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar