HMI
komisariat STEI Takia masih terbilang bocah untuk ukuran keluarga HMI cabang
bogor. Komisariat yang lahir pada hari jum’at tanggal 10 Oktober 2014 ini
sebelumnya menginduk di HMI komisariat perikanan dan ilmu kelautan IPB (FPIK).
Karena salah satu pendahulu kader Tazkia, Bung Imam Hasanul berproses di
komisariat tersebut sebelum hadirnya Komisariat Tazkia. Sehingga terukirlah di
kanvas sejarah HMI Bogor bahwa telah tercipta hubungan darah antara komisariat FPIK
IPB dan komisariat STEI Tazkia. Sehingga mau tidak mau, ketika kita berbicara
komisariat Tazkia kita juga akan bersinggungan dengan komisariat yang
mangasuhnya hingga kurun waktu 2 Tahun lamanya, yakni komisariat Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Minggu, 26 Oktober 2014
HIJRAH MENTAL
Hari ini senin, 27 Oktober 2014 negara kita telah memiliki pemimpin baru. Terlepas
dari berbagai macam isu miring yang berhembus kencang juga kabar burung yang
selalu melayang-layang dalam benak pikiran sehingga entah bagaimana “burung”
tadi mendengar kabar, dengan ini kami sampaikan ucapan selamat untuk presiden
dan wakil presiden terpilih. Selamat, karena Allah Subhaanahu wa Ta’alaa telah
mentakdirkan Pak Jokowi dan Pak JK sebagai pasangan Presiden dan wakil Presiden
RI ke-7. Sungguh, jabatan presiden ini amatlah amanat yang sangat besar.
Ratusan juta rakyat Indonesia menaruh harapan kepada orang nomor satu dan nomor
2 di negeri ini.
Kamis, 23 Oktober 2014
Aktivis Telat Wisuda???
Dunia mahasiswa merupakan dunia
coba-coba. Dimana bung Rhoma pernah berkata bahma masa muda adalah masa
berapi-api. Ya.. itulah persisnya dunia mahasiswa. Segala sesuatu seakan merayu
untuk minta diselami. Tentu bagi mahasiswa yang sangat aktif di dunia pergerakan
akan dengan senang hati meladeni rayuan rayuan tersebut. Sibuk kesana-kemari
memenuhi panggilan ide dan kegiatan. Mereka inilah yang di kampus digelari
dengan sematan ‘aktivis’.
Rabu, 22 Oktober 2014
Lumpuhkanlah Disparitas Di Antara Bangsa Indonesia
Dunia adalah
Kesenangan
Kesenangan di
atas penderitaan
Penderitaan
yang dirasakan
Dirasakan oleh
Indonesian
Selasa, 21 Oktober 2014
Akibat APATIS-nya Mahasiswa
Saat ini banyak kejadian yang tak
terduga terjadi di sekitar kita. Lalu mengapa kita terlambat mengetahui suatu
hal yang seharusnya kita harus lebih awal untuk mengetahuinya ?
Mungkin ini akibat dari apatisnya mahasiswa kampus kita,
yang tidak respek terhadap kejadian di sekitar kampus.
GUGAGATAN DALAM SENYAP
“Aku
ingin jadi apa? Pengacara, untuk mempertahankan hukum kaum kaya, yang secara
ineheren tidak adil? Dokter, untuk menjaga kesehetan kaum kaya, dan
menganjurkan makanan sehat, udara yang baik, dan waktu istirahat kepeda mereka
yang memangsa kaum miskin? Arsitek, untuk membangun rumah nyaman untuk tuan
tanah? Lihatlah sekelilingmu dan periksalah hati nuranimu. Apa kau tak mengerti
bahwa tugasmu adalah sangat berbeda: untuk bersekuti dengan kaum tertindas, dan
bekerja untuk menghancurkan system yang kejam ini? __ Victor Serge, Bolshevik.
Senin, 20 Oktober 2014
Hipnotis Masal Tanpa Sadar
Bermula dari
renungan saya dan kawan-kawan akan fenomena menggelitik yang dialami bangsa
kita ini. Ketika membayangkan sosok pembantu, pernahkah muncul dalam benak kita
gambaran sosok orang asing khususnya Barat yang berperan sebagai pembantu
lengkap dengan sapu dan peralatan bersih-bersih rumahnya? Atau pernah kah
terbayang dalam benak kita orang barat yang menjadi buruh di ladang atau kebun
manakala kita membayangkan sosok seorang buruh? Hampir setiap dari kawan-kawan
mengatakan tidak pernah termasuk saya. Selalu yang muncul dalam benak kami
ketika sedang membayangkan pembatu adalah orang-orang sumatera, jawa dan lain
sebagainya.(maaf bukan rasis)
Budaya Menulis Sebagai Sumbu Perkaderan
Jum’at tanggal 1 Mei 20014, komisariat Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB cabang Bogor mengadakan latihan
kader 1 (LK I). Seperti biasa
LK diadakan di Gedung Serba Guna Mahasiswa Islam. Memang disanalah pusat kegiatan
HMI cabang Bogor. Kurang lebih ada 16 peserta
yang mengikuti LK kali ini. Dan kau tahu apa yang beda pada LK kali ini?
Mayoritas pesertanya ialah kaum Hawa. Sungguh kabar yang gembira bahwa
kedepannya Komisariat FEM tidak akan mengalami krisis kader Kohati seperti
sebelum-sebelumnya, pun
seperti
yang terjadi saat ini, dimana yang mengisi Kepengurusan kohatinya cuma ada
satu orang yang aktif
(berdasarkan interaksi penulis dengan kawan-kawan FEM).
Langganan:
Postingan (Atom)